Kumpul Blogger

Thursday, March 8, 2012

TINJAUAN UMUM PENELITIAN


PENGERTIAN RISET
Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau “bertanya” pada buku, tapi tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan.
Penelitian sering dicampuradukkan dengan pengumpulan data atau informasi, studi pustaka, kajian dokumentasi, penulisan makalah, perubahan kecil pada suatu produk, dan sebagainya. Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium, di perpustakaan, dan lepas dari kehidupan sehari-hari.
Penelitian secara ringkas dapat digambarkan sebagai suatu kegiatan yang dimulai dengan pengamatan terhadap fakta yang menarik perhatian dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutnya akan mendorong usaha untuk mencari jawaban pertanyaan atau pemecahan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengamatan terhadap fakta, identifikasi masalah dengan menggunakan pengetahuan, merupakan esensi dari kegiatan penelitian.
Beberapa pengertian riset (penelitian) adalah sebagai berikut:
·      Riset adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena. (Leedy, 1997).
·      Riset adalah suatu usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk meneliti suatu masalah spesifik yang memerlukan jawaban (Sekaran, 1992).
·      Riset adalah investigasi terhadap fenomena empirik secara sistematik, terkendali dan kritis berdasarkan teori dan hipotesis yang menyatakan dugaan mengenai hubungan antar variabel (Kerlingger, 1986)
Berdasarkan pengetian di atas, ada tiga hal penting untuk memahami pengertian riset, yaitu:
1.         Obyek riset adalah fenomena empiris
2.         Proses riset adalah dilakukan secara sistematik, terorganisasi, terkendali, dan kritis.
3.         Tujuan riset adalah menyajikan informasi untuk menjawab suatu masalah yang spesifik
MOTIVASI DAN TUJUAN PENELITIAN
Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi  untuk melakukan penelitian.
Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan dalam rumusan definisi penelitin di muka, motivasi untuk melakukan penelitian pada dasarnya dapat ditimbulkan oleh dua sisi yang saling terkait. Di satu sisi peneltian merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia untuk meningkatkan pengetauannya mengenai sesuatu. Pada sisi lain kegiatan tersebut di dorong oleh keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

KARAKTERISTIK PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan salah satu dari tiga karakteristik penelitian yang dikemukakan oleh Murdick(1996). Dua karakateristik yang lain adalah metode-metode penelitian dan hubungan antara penelitian dengan ilmu.
Tujuan Penelitian, seperti yang telah dikemukakan di muka, dapat dilihat dari dua sisi: (1) untuk mengembangkan pengetahuan, (2) untuk memecahkan masalah atau menjawab peratnyaan peneletian. Tujuan pertama dalam penelitian-penelitian bisnis dan akuntansi yang bersifat jangka panjang karena umumnya tidak terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah praktis. Hasil penelitian yang lebih menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis diperlukan untuk pertimbangan dalam membuat keputusan bisnis.

Metode-metode Penelitian. Definisi di muka menyatakan, bahwa peneltian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan terorganisasi. Kata sistematis dan terorganisasi menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuannya, peneltian menggunakan cara-cara atau prosedur-prosedur tertentu yang diatur dengan baik (metode-metode). Metodologi penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian.
Metodologi Penelitian mempunyai beberapa karakteristik antara lain:
1.         Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan.
2.         Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan.
3.         Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.
4.         Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola.
5.         Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian yang spesifik.
6.         Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.
7.         Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk menjawab permasalahan penelitian.

Penelitian dan Ilmu. Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan. Ilmu merupakan bagian dari pegetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Penelitian, dengan demikian mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu.  Peneltian pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode yang digunkan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang dikenal dengan metode ilmiah (scientific method).


METODE ILMIAH
Metode ilmiah merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu (pengetahuan ilmiah). Tidak semua pengetahuan berupa ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Cara untuk memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat dikenal dengan istilah epistemologi (filsafat pengetahuan). Metode ilmiah dengan demikian merupakan epitemologi ilmu yang mengkaji sumber-sumber untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Uraian mengenai metode ilmiah disini, tentu saja tidak selengkap pembahasan dalam kajian filsafat ilmu pengetahuan. Fokus pembahasan metode ilmiah disini diarahkan untuk memahami hakekat peneltian sebagai operasionalisasi dari prosedur-prosedur tertentu untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.

Karakteristik Ilmu

Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasa dan berpikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan bertindak. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai fakta atau fenomena alam (fakta yang benar atau yang umumnya dinilai benar). Pengetahuan yang menjelaskan fenomena alam bermanfaat untuk memprediksi fenimena-fenomena alam. Pengetahuan yang terkandung dalam ilmu dinilai sebagai pengetahuan yang benar untuk menjawab maslah-masalah dalam kehidupan manusia.
Ilmu sebagai sumber kebenaran adalah pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagi ilmu, jika memenuhi  setidaknya dua kriteria yaitu sebagai pengetahuan yang rasional dan teruji.
Pengetahuan yang rasional mempunyai pegertian sebagai pengetahuan yang disusun dengan menggunakan pikiran dan timbangan yang logis atau masuk akal. Pengetahuan yang rasional disusun berdasarkan pola pikir tertentu yang masuk akal. Pengetahuan yang disusun dengan logika tertentu sering dikatakan sebagai pegetahuan yang menggunakan penalaran. Karakteristik pengetahuan yang rasional adalah yang menggunakan logika tertentu atau penalaran dalam membuat suatu kesimpulan.
Ilmu menjadi sumber kebenaran untuk mengatasi segala persoalan dalam kehidupan manusia. Kebenaran dalam ilmu, meskipun demikian harus dipahami sebagai kebenaran  yang tidak mutla. Kebenaran ilmu bersifat relatif, karena kebenaran ilmu tergantung padapola pikir yang digunakan ilmu dalam menyusun pengetahuannya. Suatu pengetahuan yang benar menurut penalaranatau logika tertentu, kemungkinan belum tentu benar menurut penalaran atau logika yang lain.
Pengetahuan yang teruji adalah pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta atau fenomena. Fakta dapat berupa kejadian-kejadian atau segala sesuatu yang dialami dalam kehidupan nyata atau tertangkap oleh pengalaman hidup manusia. Salah satu kriteria ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh secara empiris atau berdasarkan pada pengalaman hidup manusia. Kriteria pengetahuan yang tersusun berdasarkan segala sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia.
Kedua kriteria tersebut pengetahuan sebagai ilmu tersebut merupakan tolokukur untuk menguji kesahihan (validitas) dan keandalan ilmu sebagai kebenaran. Berdasarkan kriteria yang harus dipenuhi ilmu merupakan pengetahuan yang disusun berdasarkan penalaran rasional yang didukung oleh fakta empiris. Suatu pengetahuan yang rasional tetapi tidak sesuai dengan fakta empiris yang dijelaskannya akan menjadi sumber kebenaran yang kurang valid dan kurang andal. Pengetahuan yang demikian kurang memadai untuk menjelaskan dan memprediksi fakta, karena fungsi utama ilmu adalah memberikan penjelasan mengenai fakta atau fenomena alam secara rasional dan didukung oleh fakta atau fenomena yang dijelaskannya.

Kriteria Penelitian Ilmiah
Berikut ini penjelasan singkat mengenai criteria suatu penelitian ilmiah yang baik:
  1. Purposiveness, tujuan penelitian pada dasarnya adalah menjawab suatu masalah atau pertanyaan. Peneliti perlu merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian dengan jelas agar dapat menyatakan tujuan penelitian dengan jelas.
  2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik. Penelitian ilmiah menggunakan teori-teori yang ketat dan baik sebagai landasan untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian. Disamping itu, dibutuhkan juga metode pengujian data yang relevan untuk menjawab masalah yang diteliti.
  3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas. Penelitian ilmiah mengembangkan hipotesis yang dapat diuji  dari telaah teoritis atau berdasarkan pengungkapan data.
  4. Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis.
  5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional. Objektivitas merupakan asumsi yang berlaku pada paradigm kuantitatif.
  6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya akan semakin meningkatkan kontribusi dari temuan tersebut terhadap pengembangan teori atau praktek.
  7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat.
  8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya. Penjelasan yang berlebihan umumnya akan mengaburkan focus maslah dan argumentasi ilmiah yang digunakan untuk menjawab pertanyaan.


PARADIGMA  PENELITIAN

Pendekatan penelitian atau paradigm penelitian terutama dalam ilmu-ilmu social, merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaiman cara pandang penelitian terhadap kehidupan social dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori. Secara umum terdapat dua pendekatan dalam penelitian ilmiah yaitu (1) paradigm kuantitatif dan (2) paradigm kualitatif.

Paradigma Kuntitatif  
Pardigma kuantitif disebut juga paradigma tradisional, positivism, atau empiris. Pendekatan kuantitaif menekankan pada kombinasi antara logika deduktif dan penggunaan alat-alat kuantitatif atau analisis data dengan prosedur statistik dalam menginterpretasikan suatu fenomena secara objektif. Dalam pendekatan deduktif, penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis melalui pengujian data atau fenomena untuk membuktikan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Akuntansi dapat dikatakan sebagai metode terorganisasi yang mengkombinasikan logika deduktif dengan pengamatan empiris dari suatu fenomena informasi finansial dalam bisnis. Dengan demikian penelitian akuntansi dalam pendekatan ini difokuskan pada pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi akuntansi normatif. Misalnya dengan menggunakan kuesioner dan teknik survey lainnya, sikap terhadap kemanfaatan teknik yang berbeda dapat diuji atau dengan mensurvei pendapat-pendapat analis keuangan, manajer atau akuntan terhadap tugas atau kasus tertentu yang dibuat peneliti (misalnya prediksi kembangkrutan, keputusan membeli atau menjual saham dan lain-lain).

Paradigma Kualitatif

Pendekatan kualitatif disebut juga pendekatan alternative, konstruktifis, naturalistis atau interpretative atau perpektif postmodern. Paradigma kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman kualitatif yang mendalam tentang fenomena yang diteliti dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistic, kompleks dan rinci. Saat ini penelitian akuntansi yang menggunakan pendekatan ini mulai mendapat perhatian. Akuntansi dalam pandangan kualitatif menganggap akuntansi sebagai dirkursus sosial yang terbentuk dari negosiasi di antara pelaku yang terlibat, dalam rangka membuat fenomena bisnis menjadi terpahami dan memiliki makna bersama (share meaning). Jadi, akuntansi bukan fenomena yang objektif dan bebas nilai tetapi merupakan hasil kesepakatan sosial yang membentuk realita subjektif yang diterima bersama oleh pelakuknya (intersubjektive reality).

Perbandingan antara paradigma penenelitian kualitatif dan kuantitatif , seperti dapat dilihat dalam tabel  berikut.


Paradigma Kualitatif


Paradigma Kuantitatif
Mengajurkan penggunaan metode kualitatif
Menganjurkan penggunaan metode kuantitatif
Fenomelogisme dan verstehen dikaitkan dengan pemahaman perilaku manusia dari frame of reference aktor itu sendiri
Logika positivisme:”Melihat fakta atau kasual fenomena sosial dengan sedikit melihat bagi pernyataan subyektif individu-individu”
Observasi tidak terkontrol dan naturalistik
Pengukuran terkontrol dan menonjol
Subyektif dan berdimensi banyak
Obyektif dan berdimensi tunggal
Dekat dengan data:merupakan perspektif “insider”
Jauh dari data: data merupakan perspektif “outsider”
Grounded, orientasi diskoveri, eksplorasi, ekspansionis, deskriptif, dan induktif
Tidak grounded, orientasi verifikasi, konfirmatori, reduksionis, inferensial dan deduktif-hipotetik

Paradigma Kualitatif


Paradigma Kuantitatif
Orientasi proses
Orientasi hasil
Valid: data “real, “rich, dan “deep”
Reliabel:data dapat direplikasi dan “hard
Tidak dapat digeneralisasi:studi kasus tunggal
Dapat digeneralisasi:studi multi kasus
Holistik
Partikularistik
Asumsi realitas dinamik
Asumsi realitis stabil

No comments:

Post a Comment