Kumpul Blogger

Saturday, March 10, 2012

DESAIN PENELITIAN : METODE PENGUMPULAN DATA


METODE PENGUMPULAN DATA
Data memiliki peran yang sangat sentral dalam menentukan keberhasilan menjawab pertanyaan penelitian dan ketepatannya dalam merumuskan rekomendasi dari sebuah penelitian. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan data? dalam Wikipedia (2009) definisi data disebutkan secara umum bahwa, data adalah catatan tentang fakta, dimana fakta sendiri merupakan sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra. Berdasarkan maknanya, tatacara mendapatkannya serta fisiknya, data dapat didefinisikan sebagai ”kumpulan catatan tentang karakteristik atau fenomena dari objek amatan, pada suatu kurun waktu tertentu, yang diperoleh atau diukur dengan kaidah tertentu, dan dilambangkan dalam bentuk bilangan (angka), atau simbol”. Berdasarkan definisi tersebut, data berbeda dengan informasi, dimana informasi merupakan makna yang diperoleh dari data setelah mengalami serangkaian proses analisis tertentu. Dimana proses yang dilakukan dapat hanya berupa pembandingan dengan suatu nilai standar tertentu saja, atau melalui serangkaian analisis yang melibatkan perhitungan matematika yang sangat kompleks.

Pengertian Data Primer dan Sekunder

Dalam banyak literatur, pengertian data primer sering diterjemahkan sebagai data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, atau data yang diukur langsung oleh peneliti dari objek amatan. Sementara data sekunder diartikan sebagai data yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada, baik dari publikasi, seperti laporan ataupun jurnal, maupun dari lembaga-lembaga terkait. Bahkan ada beberapa literatur yang menyebutkan data sekunder adalah data yang sudah terolah.

SUMBER DATA
Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan data primer.

DATA SEKUNDER
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

            Berdasarkan sumbernya, data sekunder dapat diklasifikasikan menjadi data internal dan data eksternal.
a.         Data Internal
Data internal biasanya berupa dokumen-dokumen akuntansi dan operasi  perusahaan yang dikumpulkan dan disimpan di dalam suatu organisasi. Data ini biasanyan dirahasiakan dan tidak disediakan untuk umum, misalnya, data akutansi, keuangan, SDM, data penjualan dan informasi penting lainnya yang hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu di perusahaan tersebut. Data jenis ini akan banyak membantu dalam mendeteksi dan memberikan pemecahan terhadap masalah yang akan kita teliti di perusahaan tersebut.
       Sebaliknya, database umum berisi data yang tidak bersifat rahasia bagi
b.         Data eksternal
Data eksternal dapat dicari dengan mudah karena biasanya data ini tersimpan di perpustakaan umum, perpustakaan kantor-kantor pemerintah atau swasta dan universitas, biro pusat statistik dan asosiasi perdagangan,  dan biasanya sudah dalam bentuk standar yang mudah dibaca, seperti petunjuk penelitian, daftar pustaka, ensiklopedi, kamus, buku indeks, buku data statistik dan buku-buku sejenis lainnya.

Sedangkan pengambilan data sekunder dapat dilakukan secara:
a.     Penelusuran Secara Manual
       Sampai saat ini masih banyak organisasi,  perusahaan, kantor yang tidak mempunyai data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh karena itu, masih perlu melakukan pencarian secara manual. Pencarian secara manual bisa dilakukan dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan literature yang sesuai dengan persoalan yang akan diteliti.
b.   Penelusuran dengan Komputer
       Dengan berkembangnya teknologi internet, memudahkan untuk memperoleh informasi bisnis maupun non-bisnis. Data elektronik (data base) dapat berupa numeric dan  text database. Source database dapat diakses melalui internet, online syatem, CD-ROM baik berupa bibliographic, abstract dan full-text database. Penelusuran dengan komputer memberikan beberapa keuntungan bagi peneliti, misal;  penelusuran relatif lebih cepat, lengkap dan efektif.

Kriteria dalam mengevaluasi data sekunder juga sangat penting. Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:
a.        Apakah data tersedia pada saat dibutuhkan?
b.       Apakah data yang diperoleh mempunyai kemampuan untuk menjawab masalah yang sedang diteliti?
c.        Apakah sumber data dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut?
d.       Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut dibandingkan dengan manfaatnya?

DATA PRIMER
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Dengan kata lain data primer adalah  data atau informasi tersebut diperoleh dari sumber pertama, yang secara teknis dalam penelitian disebut responden. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survei dan (2) metode observasi.

Metode Survei (Survey Methods)
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data deskriptif, akan tatapi pengumpulan data dapat dirancang untuk menjelesakan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide. Umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang sama dari banyak subjek. Teknik yang digunakan adalah (1) wawancara, dan (2) kuesioner.

Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden. Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan (1) melalui tatap muka dan (2) melalui telepon.

Wawancara Tatap Muka (Personal atau Face-to-face Interviews)
Kelebihan teknik wawancara melalui tatap muka daripada melalui telepon atau pun kuesioner :
a.        Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
b.       Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
c.        Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
Kelemahannya :
a.          Kemungkinan jawaban responden bias karena terpengaruh pewawancara.
b.          Memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden relatif banyak dan lokasi wawancara secara geografis terpencar.

Wawancara dengan Telepon (Telephone Interviews)
Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan wawancara tatap muk karena :
a.        Dapat menjangkau responden yang letak geografisnya terpencar.
b.       Biaya lebih murah dan tenaga yang diperlukan relatif sedikit serta waktu yang diperlukan lebih cepat.
Kelemahannya :
a.        Pewancara tidak dapat mengamati ekspresi responden yang pada kondisi tertentu diperlukan untuk menyakinkan apakah responden menjawab sesuai dengan fakta.
b.       Ada kemungkinan diputuskan sewaktu-waktu jika responden keberatan untuk menjawab pertanyaan.
c.        Tidak semua responden mempunyai telepon
d.       Terbatasnya jumlah dan waktu untuk pertanyaan.
e.        Teknik ini dapat dibantu dengan komputer untuk mencatat jawaban responden da secara otomatis jawaban responden akan disimpan dalam memori komputer. Computer-Asisted Telephone Interviewing umumnya memerlukan jawaban responden yang terstruktur berdasarkan program tertentu.

Kuesioner (Questionnaires)
Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain : secara langsung disampaikan oleh peneliti, dikirim bersama paket atau majalah, diletakkan di tempat-tempat ramai, melalui pos faksimile atau komputer. Survei memerlukan data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai sarana pengambilan datanya. Jika dilakukan secara online melalui Internet, ada teknik-teknik yang berbeda dengan cara pengambilan data secara manual. Tulisan ini akan membahas strategi dan teknik dalam mencari dan mengumpulkan data primer di Internet, etika pencarian data, sumber-sumber data primer, validasi data, kendala dan solusi serta pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Kuesioner secara Personal (Personally Administered Quistionnaires)
Jika lokasi antar responden relatif berdekatan seperti dalam satu perusahaan, maka teknik merupakan cara yang sesuai. Teknik ini seperti halnya wawancara tatap muka, biayanya relatif mahal jika jumlah responden relatif banyak dan letak geografisnya terpencar.

Kuesioner Lewat Pos (Mail Quistionnaires)
Kusioner yang diajukan kepada responden dan  jawabannya  dikirim  lewat pos. Memungkinkan peneliti memperoleh jawaban dari responden yang terpencar letak geografisnya. Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif banyak yang tidak efisien jika diajukan melalu telepon. Kelemahan utama teknik ini adalah responden tidak mengembalikan kembali kuesioner. Teknik ini memiliki tingkat tanggapan (respon rate) yang paling rendah dibandingkan teknik pengumpulan data primer lainnya. Kemungkinan jawaban responden tidak sesuai dengan konteks pertanyaan.

Metode Observasi (Observation Methods)
Metode observasi adalah peroses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan  atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Kelebihan metode ini dibandingkan metode survei adalah data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan bebas dari response bias. Metode ini menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku (subjek), benda atau kejadian (objek).

Tipe-tipe Observasi
Ada beberapa jenis subyek, obyek dan kejadian yang dapat diobservasi oleh peneliti, antara lain: perilaku fisik, perilaku verbal, perilaku ekspresif, benda fisik atau kejadian-kejadian yang rutin dan temporal.
Teknik observasi dalam penelitian bisnis dapat dilakukan dengan observasi langsung oleh peneliti atau dengan bantuan peralatan mekanik. Tipe observasi yang diiakukan langsung oleh peneliti dinamakan observasi langsung (direct observation), terutama untuk subyek atau obyek penelitian yang sulit diprediksi. Teknik observasi yang dilakukan dengan bantuan peralatan mekanik, antara lain: kamera foto,video, mesin penghitung disebut observasi mekanik (mechanical observation). Observasi mekanik umumnya diterapkan pada penelitian terhadap perilaku atau kejadian yang bersifat rutin, berulang-ulang dan telah terprogram sebelumnya.
Teknik observasi langsung dan observasi mekanik dapat dilakukan tanpa sepengetahuan subyek yang diteliti (hidden observation) atau dengan sepengetahuan responden (visible observation). Observasi yang dilakukan tanpa sepengetahuan responden dimaksudkan agar perilaku atau kejadian yang diamati dapat berlangsung wajar atau aiami dan untuk menghindari kemungkinan perilaku reaktif dari subyek yang diteliti. Penggunaan teknik hidden observation (disebut juga unobstrusive observation) diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya respondent error. Meskipun sebagian besar teknik observasi diterapkan pada setting lingkungan yang dialami, peneliti dapat juga melakukan observasi pada setting artifisial (contrived observation). Observasi pada setting lingkungan buatan umumnya diterapkan pada penelitian yang bertujuan menguji hipotesis.

Observasi Langsung (Direct Observation)
Penggunaan teknik observasi langsung memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Peneliti dalam observasi langsung tidak berusaha untuk memanipulasi kejadian yang diamati. Pengamat hanya mencatat apa yang terjadi sehingga mempunyai peran yang pasif. Banyak tipe data yang dikumpulkan melalui teknik observasi langsung ini hasilnya lebih akurat dan memerlukan biaya yang relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan teknik wawancara atau pertanyaan yang digunakan dalam metode survei. Data yang diperoleh melalui observasi langsung kadang digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara atau kuesioner.
Teknik observasi langsung, meskipun tidak memerlukan komunikasi dengan responder, tidak bebas dari kemungkinan kesalahan. Data yang dikumpulkan melalui teknik ini kadang dipengaruhi oleh subyektivitas pengamat dalam menginterpretasikan perilaku atau kejadian selama proses observasi. Metode observasi pada penelitian terhadap perilaku lebih menekankan pada respon subyek secara nonverbal dibandingkan dengan metode survei yang lebih menekankan pada respon subyek secara verbal. Respon nonverbal atau perilaku ekspresi yang umumnya dilakukan dalam komunikasi, antara lain: mengangguk, tersenyum, mengernyitkan alis mats, dan ekspresi wajah yang lain atau bahasa tubuh (isyarat). Observasi terhadap perilaku ekspresi atau komunikasi nonverbal yang lain Bering menghasilkan interpretasi yang keliru. Misal, pengamat kemungkinan menginterpretasikan bahwa tersenyum atau tertawa merupakan ekspresi dari kegembiraan seseorang.


Observasi Terhadap Perilaku dan Lingkungan Sosial
Tujuan observasi dalam banyak hal adalah untuk memahami perilaku dan kejadian-kejadian dalam lingkungan sosial. Ada dua teknik observasi yang dapat digunakan pada penelitian terhadap lingkungan sosial, yaitu: (1) partisipant observation dan (2) nonpartisipant observation.

Partisipant Observation
Peneliti melakukan observasi dengan cars melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati. Peneliti melalui teknik ini dapat memperoleh data yang relatif lebih banyak dan akurat, karena peneliti dapat secara langsung mengamati perilaku dan kejadian­kejadian dalam lingkungan sosial yang diteliti. Kehadiran peneliti kemungkinan dapat diketahui atau tidak diketahui oleh lingkungan sosial yang diamati. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kombinasi antara observasi langsung dan wawancara secara formal dan nonformal.

Nonpartisipant observation
Peneliti dapat melakukan observasi sebagai pengumpul data tanpa melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati. Misal, seorang peneliti dapat berada di sudut ruangan suatu kantor untuk melihat dan mencatat bagaimana seorang manajer menggunakan waktunya. Kegiatan ini umumnya memerlukan waktu yang relatif lama, apalagi jika manajer yang diamati jumlahnya relatif banyak.

Content Analysis
Content analysis merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen (antara lain berupa : iklan, kontrak kerja, laporan, notulen rapat, surat, jurnal majalah atau surat kabar).
Tujuan content analysis adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristikl atau informasi spesipik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang objektif dan sistematik.

Observasi Mekanik
Observasi mekanik adalah observasi yang menggunakan bantuan mesin. Observasi mekanik dalam penelitian bisnis digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi reaksi fisik atau bagian tubuh manusia.
Ada empat macam peralatan mekanik yang digunakan, yaitu (1) pengukur pergerakan mata (eye-tracking monitors), (2) pengukur pergerakan biji atau manik mata (pupilometers), (3) pengukur reaksi kulit (psychogalvanometer), dan (4) pengukur perubahan suara (voice pitch analyzers).

DESAIN PENELITIAN : PENGUKURAN


DESAIN PENELITIAN

Gambar 3.1.  Skema Desain Penelitian


 
PENGUKURAN DAN UKURAN
Penentuan alat ukur dan metode pengukuran adalah masalah penting karena berhubungan dengan bagaimana peneliti memberikan “label” pada data yang telah dikumpulkan, sehingga dapat mempermudah proses dan analisis lebih lanjut.


Definisi Operasional
           

Gambar 3.1. Skema Hubungan Teori-Construct-Variabel-Fenomena



Definisi operasional berkaitan dengan variabel dan construct. Construct adalah abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati, sedangkan variabel adala segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Dengan demikian variabel merupakan proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel merupakan mediator atara contruct yang abstrak dengan fenomena yang nyata. Teori mengekspresikan fenomena-fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. Hubungan antara variabel dengan construct dapat dijelaskan melalui gambar 3.1 yang menyajikan hubungan antara teori, construct, variabel dan fenomena

Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang laian untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.


Skala
Pada umumnya ada empat tipe skala pengukuran construct dalam penelitian, yaitu (1) skala nominal, (2) skala ordinal, (3) skala interval dan (4) skala ratio.

Skala Nominal (Nominal Scale)

Skala pengukuran nominal digunakan untuk menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi suatu obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Skala pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2.
Skala nominal merupakan tipe skala pengukuran yang paling sederhana. Angka atau atribut yang digunakan dalam pengukuran hanyalah merupakan suatu nama untuk menyebutkan kategori atau kelompok variable. Skala nominal, oleh karena itu, juga dinamakan skala kategoris. Nilai variable dengan skala nominal hanya menjelaskan kategori, tetapi tidak menjelaskan peringkat, jaraj atau perbandingan.


Skala Ordinal (Ordinal Scale)

Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Peringkat nilai menunjukkan suatu urutan penilaian atau tingkat preferensi. Misalnya, peneliti ingin mengetahui preferensi responden terhadap lima jenis produk tertentu. Responden diminta untuk mengurutkan pilihan yang dinyatakan dalam bentuk angka 1 sampai 5. Angka-angka tersebut hanya merupakan simbol peringkat,  tidak mengekspresikan jumlah.


Skala Interval (Interval Scale)

Skala interval merupakan pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak construct yang diukur. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Misalnya, jawaban pertanyaan responden mengenai  berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Bali dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1, 3, dan 5 menunjukkan jarak atau interval 2 kali.
            Skala Ratio (Ratio Scale)

Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur. Dengan demikian, skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dimiliki oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini menggunakan nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai uang atau ukuran berat merupakan contoh pengukuran dengan skala rasio. Misalnya, berat Baco 35 Kg sedang berat Cacong 70 Kg. Maka berat Cacong adalah dua kali lipat berat Baco.

Skala Pengukuran (Rating Scales)
Skala pengukuran adalah alat yang dipergunakan oleh peneliti untuk memperoleh dan mendapatkan data, sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Skala pengukuran biasanya digunakan untuk menyusun suatu kuesioner sebagai salah satu alat pengumpulan data. Kuesioner biasanya digunakan untuk mengukur construct sikap yang sering digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi keprilakuan. Berikut ini metode yang sering digunakan dalam pengukuran construct sikap, yaitu (1) skala dikotomi, (2) skala kategori, (3) skala likert, (4) skala perbedaan semantis, (5) skala numeris, dan (6) skala grafis.

Skala Dikotomi (Dichotomous Scale)
Metode ini sering juga disebut metode pengykuran sederhana yang menggunakan skala nominal misalnya jawaban berupa ya atau tidak.
Contoh 3.1

 Apakah anda memiliki rumah pribadi?
                  Ya                Tidak

Skala Kategori (Category Scale)
Skala kategori adalah metode pengukuran sikap yang berisi beberapa alternatif kategori pendapat yang memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternatif penilaian. Skala kategori dinamakan juga skala butir penilaian yang dapat dinyatakan dengan angka.
Contoh 3.2

Menurut penilaian saudara sistem dan prosedur pencatatan persediaan di perusahaan anda bekerja:
a.  Sangat bagus
b.  Bagus
c.  Sedang
d.  Jelek
e.  Sangat Jelek

Berapa rata-rata pengeluaran untuk biaya telepon anda perbulan
a.  antara Rp50.000 s.d Rp100.000
b.  lebih dari Rp100.000 s.d Rp200.000
c.  lebih dari Rp200.000 s.d Rp300.000
d.  lebih dari Rp300.000 s.d Rp500.000
e.  lebih dari Rp500.0000

Skala Likert (Likert Scale)
Skala Likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan-nya terhadap subyek, obyek dan kejadian tertentu. Alternatif penilaian dalam skala ini dapat bervariasi dari 3 sampai dengan 9 untuk memberikan bobot (weghted) dari setiap pilihan jawaban (option) yang ada, guna mempermudah penentuan mean.

Contoh 3.3

Petunjuk Pengisian:
Pilih salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dengan memberi tanda (P) pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat.


Keterangan:
1  = Sangat Tidak Setuju
2  = Tidak Setuju
3  = Ragu-Ragu
4  = Setuju
5  = Sangat Setuju


No
Pertanyaan
1
2
3
4
5
1
Saya lebih menyukai pekerjaan yang memberikan tantangan secara intelektual.





2
Saya menyukai pekerjaan yang menuntut kreativitas yang tinggi.





3
Saya memilih pekerjaan yang memberikan kebebasan dalam menyelesaikan suatu masalah.








Skala Perbedaan Semantis (Semantic Differential Scale)
Skala pengukuran jenis ini mirip dengan skala likert, bedanya adalah, dalam skala perbedan semantik tidak ditentukan bobot (weghtedi) dari tiap-tiap pilihan jawaban serta dalam jawaban dibuat suatu pernandingan yang ekstrem (bipolar). Dua kutub yang ekterem yang dinyatakan dalam metode ini antara lain berupa penilaian mengenai: baik-buruk, kuat-lemah, positif-negatif dan lain-lain. Responden diminta mengisi ruang semantis yang tersedia untuk merefleksikan seberapa dekat sikap responden terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu diantara dua kutub penilaian yang ekstrem.

Contoh 3.4
Berilah penilain terhadap hotel yang saudara tempati dengan memberikan tanda (P)pada ruang yang tersedia. Jawaban saudara menunjukkan seberapa dekat penilaian saudara dari kedua alternative jawaban yang bersifat ekstrem.
Bagus  ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Jelek
Bersih ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Kotor
Murah  ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Mahal

Skala Numeris (Numerical Scale)
Skala numeris pada dasarnya tidak berbeda dengan skala perbedaan sematis, perbedaan hanya terletak pada penggunaan angka dalam pemberian pilihan diantara jawaban yang ada.

Contoh 3.5

Berilah penilain terhadap hotel yang saudara tempati dengan memberikan tanda (P)pada ruang yang tersedia. Jawaban saudara menunjukkan seberapa dekat penilaian saudara dari kedua alternative jawaban yang bersifat ekstrem.
1. Penataan interior kamar saudara
Bagus  ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Jelek
2. Kebersihan kamar mandi di kamar saudara
Bersih ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Kotor
3. Harga kamar di hotel ini
Murah  ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Mahal

Skala Grafis (Graphic Rating Scale)
Skala grafis merupakan metode pengukuran sikap yang disajikan dalam bentuk grafis atau gambar untuk menetukan intensitas jawaban responden.
 
Contoh 3.6
1. Berilah penilaian terhadap kepribadian dosen dalam mata kuliah Metodologi Penelitian dengan memberikan tanda (P)pada ruang yang tersedia dalam gambar penilaian berikut: