METODE PENGUMPULAN DATA
Data memiliki peran yang sangat sentral dalam menentukan keberhasilan menjawab pertanyaan penelitian dan ketepatannya dalam merumuskan rekomendasi dari sebuah penelitian. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan data? dalam Wikipedia (2009) definisi data disebutkan secara umum bahwa, data adalah catatan tentang fakta, dimana fakta sendiri merupakan sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra. Berdasarkan maknanya, tatacara mendapatkannya serta fisiknya, data dapat didefinisikan sebagai ”kumpulan catatan tentang karakteristik atau fenomena dari objek amatan, pada suatu kurun waktu tertentu, yang diperoleh atau diukur dengan kaidah tertentu, dan dilambangkan dalam bentuk bilangan (angka), atau simbol”. Berdasarkan definisi tersebut, data berbeda dengan informasi, dimana informasi merupakan makna yang diperoleh dari data setelah mengalami serangkaian proses analisis tertentu. Dimana proses yang dilakukan dapat hanya berupa pembandingan dengan suatu nilai standar tertentu saja, atau melalui serangkaian analisis yang melibatkan perhitungan matematika yang sangat kompleks.
Pengertian Data Primer dan Sekunder
Dalam banyak literatur, pengertian data primer sering diterjemahkan sebagai data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, atau data yang diukur langsung oleh peneliti dari objek amatan. Sementara data sekunder diartikan sebagai data yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada, baik dari publikasi, seperti laporan ataupun jurnal, maupun dari lembaga-lembaga terkait. Bahkan ada beberapa literatur yang menyebutkan data sekunder adalah data yang sudah terolah.
SUMBER DATA
Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan data primer.
DATA SEKUNDER
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Berdasarkan sumbernya, data sekunder dapat diklasifikasikan menjadi data internal dan data eksternal.
a. Data Internal
Data internal biasanya berupa dokumen-dokumen akuntansi dan operasi perusahaan yang dikumpulkan dan disimpan di dalam suatu organisasi. Data ini biasanyan dirahasiakan dan tidak disediakan untuk umum, misalnya, data akutansi, keuangan, SDM, data penjualan dan informasi penting lainnya yang hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu di perusahaan tersebut. Data jenis ini akan banyak membantu dalam mendeteksi dan memberikan pemecahan terhadap masalah yang akan kita teliti di perusahaan tersebut.
Sebaliknya, database umum berisi data yang tidak bersifat rahasia bagi
b. Data eksternal
Data eksternal dapat dicari dengan mudah karena biasanya data ini tersimpan di perpustakaan umum, perpustakaan kantor-kantor pemerintah atau swasta dan universitas, biro pusat statistik dan asosiasi perdagangan, dan biasanya sudah dalam bentuk standar yang mudah dibaca, seperti petunjuk penelitian, daftar pustaka, ensiklopedi, kamus, buku indeks, buku data statistik dan buku-buku sejenis lainnya.
Sedangkan pengambilan data sekunder dapat dilakukan secara:
a. Penelusuran Secara Manual
Sampai saat ini masih banyak organisasi, perusahaan, kantor yang tidak mempunyai data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh karena itu, masih perlu melakukan pencarian secara manual. Pencarian secara manual bisa dilakukan dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan literature yang sesuai dengan persoalan yang akan diteliti.
b. Penelusuran dengan Komputer
Dengan berkembangnya teknologi internet, memudahkan untuk memperoleh informasi bisnis maupun non-bisnis. Data elektronik (data base) dapat berupa numeric dan text database. Source database dapat diakses melalui internet, online syatem, CD-ROM baik berupa bibliographic, abstract dan full-text database. Penelusuran dengan komputer memberikan beberapa keuntungan bagi peneliti, misal; penelusuran relatif lebih cepat, lengkap dan efektif.
Kriteria dalam mengevaluasi data sekunder juga sangat penting. Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:
a. Apakah data tersedia pada saat dibutuhkan?
b. Apakah data yang diperoleh mempunyai kemampuan untuk menjawab masalah yang sedang diteliti?
c. Apakah sumber data dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut?
d. Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut dibandingkan dengan manfaatnya?
DATA PRIMER
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Dengan kata lain data primer adalah data atau informasi tersebut diperoleh dari sumber pertama, yang secara teknis dalam penelitian disebut responden. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survei dan (2) metode observasi.
Metode Survei (Survey Methods)
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data deskriptif, akan tatapi pengumpulan data dapat dirancang untuk menjelesakan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide. Umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang sama dari banyak subjek. Teknik yang digunakan adalah (1) wawancara, dan (2) kuesioner.
Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden. Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan (1) melalui tatap muka dan (2) melalui telepon.
Wawancara Tatap Muka (Personal atau Face-to-face Interviews)
Kelebihan teknik wawancara melalui tatap muka daripada melalui telepon atau pun kuesioner :
a. Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
b. Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
c. Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
Kelemahannya :
a. Kemungkinan jawaban responden bias karena terpengaruh pewawancara.
b. Memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden relatif banyak dan lokasi wawancara secara geografis terpencar.
Wawancara dengan Telepon (Telephone Interviews)
Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan wawancara tatap muk karena :
a. Dapat menjangkau responden yang letak geografisnya terpencar.
b. Biaya lebih murah dan tenaga yang diperlukan relatif sedikit serta waktu yang diperlukan lebih cepat.
Kelemahannya :
a. Pewancara tidak dapat mengamati ekspresi responden yang pada kondisi tertentu diperlukan untuk menyakinkan apakah responden menjawab sesuai dengan fakta.
b. Ada kemungkinan diputuskan sewaktu-waktu jika responden keberatan untuk menjawab pertanyaan.
c. Tidak semua responden mempunyai telepon
d. Terbatasnya jumlah dan waktu untuk pertanyaan.
e. Teknik ini dapat dibantu dengan komputer untuk mencatat jawaban responden da secara otomatis jawaban responden akan disimpan dalam memori komputer. Computer-Asisted Telephone Interviewing umumnya memerlukan jawaban responden yang terstruktur berdasarkan program tertentu.
Kuesioner (Questionnaires)
Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain : secara langsung disampaikan oleh peneliti, dikirim bersama paket atau majalah, diletakkan di tempat-tempat ramai, melalui pos faksimile atau komputer. Survei memerlukan data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai sarana pengambilan datanya. Jika dilakukan secara online melalui Internet, ada teknik-teknik yang berbeda dengan cara pengambilan data secara manual. Tulisan ini akan membahas strategi dan teknik dalam mencari dan mengumpulkan data primer di Internet, etika pencarian data, sumber-sumber data primer, validasi data, kendala dan solusi serta pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Kuesioner secara Personal (Personally Administered Quistionnaires)
Jika lokasi antar responden relatif berdekatan seperti dalam satu perusahaan, maka teknik merupakan cara yang sesuai. Teknik ini seperti halnya wawancara tatap muka, biayanya relatif mahal jika jumlah responden relatif banyak dan letak geografisnya terpencar.
Kuesioner Lewat Pos (Mail Quistionnaires)
Kusioner yang diajukan kepada responden dan jawabannya dikirim lewat pos. Memungkinkan peneliti memperoleh jawaban dari responden yang terpencar letak geografisnya. Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif banyak yang tidak efisien jika diajukan melalu telepon. Kelemahan utama teknik ini adalah responden tidak mengembalikan kembali kuesioner. Teknik ini memiliki tingkat tanggapan (respon rate) yang paling rendah dibandingkan teknik pengumpulan data primer lainnya. Kemungkinan jawaban responden tidak sesuai dengan konteks pertanyaan.
Metode Observasi (Observation Methods)
Metode observasi adalah peroses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Kelebihan metode ini dibandingkan metode survei adalah data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan bebas dari response bias. Metode ini menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku (subjek), benda atau kejadian (objek).
Tipe-tipe Observasi
Ada beberapa jenis subyek, obyek dan kejadian yang dapat diobservasi oleh peneliti, antara lain: perilaku fisik, perilaku verbal, perilaku ekspresif, benda fisik atau kejadian-kejadian yang rutin dan temporal.
Teknik observasi dalam penelitian bisnis dapat dilakukan dengan observasi langsung oleh peneliti atau dengan bantuan peralatan mekanik. Tipe observasi yang diiakukan langsung oleh peneliti dinamakan observasi langsung (direct observation), terutama untuk subyek atau obyek penelitian yang sulit diprediksi. Teknik observasi yang dilakukan dengan bantuan peralatan mekanik, antara lain: kamera foto,video, mesin penghitung disebut observasi mekanik (mechanical observation). Observasi mekanik umumnya diterapkan pada penelitian terhadap perilaku atau kejadian yang bersifat rutin, berulang-ulang dan telah terprogram sebelumnya.
Teknik observasi langsung dan observasi mekanik dapat dilakukan tanpa sepengetahuan subyek yang diteliti (hidden observation) atau dengan sepengetahuan responden (visible observation). Observasi yang dilakukan tanpa sepengetahuan responden dimaksudkan agar perilaku atau kejadian yang diamati dapat berlangsung wajar atau aiami dan untuk menghindari kemungkinan perilaku reaktif dari subyek yang diteliti. Penggunaan teknik hidden observation (disebut juga unobstrusive observation) diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya respondent error. Meskipun sebagian besar teknik observasi diterapkan pada setting lingkungan yang dialami, peneliti dapat juga melakukan observasi pada setting artifisial (contrived observation). Observasi pada setting lingkungan buatan umumnya diterapkan pada penelitian yang bertujuan menguji hipotesis.
Observasi Langsung (Direct Observation)
Penggunaan teknik observasi langsung memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Peneliti dalam observasi langsung tidak berusaha untuk memanipulasi kejadian yang diamati. Pengamat hanya mencatat apa yang terjadi sehingga mempunyai peran yang pasif. Banyak tipe data yang dikumpulkan melalui teknik observasi langsung ini hasilnya lebih akurat dan memerlukan biaya yang relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan teknik wawancara atau pertanyaan yang digunakan dalam metode survei. Data yang diperoleh melalui observasi langsung kadang digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara atau kuesioner.
Teknik observasi langsung, meskipun tidak memerlukan komunikasi dengan responder, tidak bebas dari kemungkinan kesalahan. Data yang dikumpulkan melalui teknik ini kadang dipengaruhi oleh subyektivitas pengamat dalam menginterpretasikan perilaku atau kejadian selama proses observasi. Metode observasi pada penelitian terhadap perilaku lebih menekankan pada respon subyek secara nonverbal dibandingkan dengan metode survei yang lebih menekankan pada respon subyek secara verbal. Respon nonverbal atau perilaku ekspresi yang umumnya dilakukan dalam komunikasi, antara lain: mengangguk, tersenyum, mengernyitkan alis mats, dan ekspresi wajah yang lain atau bahasa tubuh (isyarat). Observasi terhadap perilaku ekspresi atau komunikasi nonverbal yang lain Bering menghasilkan interpretasi yang keliru. Misal, pengamat kemungkinan menginterpretasikan bahwa tersenyum atau tertawa merupakan ekspresi dari kegembiraan seseorang.
Observasi Terhadap Perilaku dan Lingkungan Sosial
Tujuan observasi dalam banyak hal adalah untuk memahami perilaku dan kejadian-kejadian dalam lingkungan sosial. Ada dua teknik observasi yang dapat digunakan pada penelitian terhadap lingkungan sosial, yaitu: (1) partisipant observation dan (2) nonpartisipant observation.
Partisipant Observation
Peneliti melakukan observasi dengan cars melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati. Peneliti melalui teknik ini dapat memperoleh data yang relatif lebih banyak dan akurat, karena peneliti dapat secara langsung mengamati perilaku dan kejadiankejadian dalam lingkungan sosial yang diteliti. Kehadiran peneliti kemungkinan dapat diketahui atau tidak diketahui oleh lingkungan sosial yang diamati. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kombinasi antara observasi langsung dan wawancara secara formal dan nonformal.
Nonpartisipant observation
Peneliti dapat melakukan observasi sebagai pengumpul data tanpa melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati. Misal, seorang peneliti dapat berada di sudut ruangan suatu kantor untuk melihat dan mencatat bagaimana seorang manajer menggunakan waktunya. Kegiatan ini umumnya memerlukan waktu yang relatif lama, apalagi jika manajer yang diamati jumlahnya relatif banyak.
Content Analysis
Content analysis merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen (antara lain berupa : iklan, kontrak kerja, laporan, notulen rapat, surat, jurnal majalah atau surat kabar).
Tujuan content analysis adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristikl atau informasi spesipik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang objektif dan sistematik.
Observasi Mekanik
Observasi mekanik adalah observasi yang menggunakan bantuan mesin. Observasi mekanik dalam penelitian bisnis digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi reaksi fisik atau bagian tubuh manusia.
Ada empat macam peralatan mekanik yang digunakan, yaitu (1) pengukur pergerakan mata (eye-tracking monitors), (2) pengukur pergerakan biji atau manik mata (pupilometers), (3) pengukur reaksi kulit (psychogalvanometer), dan (4) pengukur perubahan suara (voice pitch analyzers).
No comments:
Post a Comment